
Dikisahkan dahulu kala,ada seorang pemuda yang bernama Arya Wiralodra putra dari Tumenggung Gagak singalodra dari Bagelen.Reden Wiralodra gemar melakukan olah kanarugan dan tapabrata.Sewaktu-waktu Raden Wiralodra melakukan tapabrata diperbukitan Malaya di kaki gunung Sumbing.Setelah tiga tahun bertapa,dia pun memperoleh wangsit dan terdengar oleh Raden Wiralodra.
''Wiralodra,dengarkan aku,jika kamu kelah ingin bahagia bersama keturunanmu dikelak,pergilah kearah matahari terbenam dan carilah lembah sungai cimanuk.Manakala engkau tiba disana berhentilah dan tebanglah hutan belukar secukupnya untuk mendirikan sebuah pendukuhan dan menetaplah disana,kelah tempat itu akan menjadi subur dan makmur dan tujuh keturunanmu akan memerintah disana.''
Setelah mendapatkan wangsit tersebut,Raden Wiralodra langsung terbangun dari tapanya dan kembali ke Bagelen untuk menyampaikan ke ayahnya Tumenggung Gagak Singalodra.Dipertemuan itu Raden wiralodra meminta izin untuk pergi ke barat sesuai dengan wangsit yang didapat.
''Jika itu yang terbaik untukmu,pasti saya izinkan.'' Tumenggung Gagak Singalodra
''Terimakasih ayahdanda,aku berencana memulai perjalanan itu secepatnya.''Raden Wiralodra
''Sebentar anakku,sepertinya ibumu khawatir denganmu,sebaiknya pergilah dan bawalah Ki tinggil untuk menemanimu.''Tumenggung Gagak Singalodra
''Baik ayah.''Raden Wiralodra
Setelah mendapatkan restu dari sang ayah,Raden Wiralodra segera menyiapkan bekal dan pusaka Cakra Undaksana untuk dibawanya.Esok harinya berangkatlah keduanya kearah barat untuk mencari sungai Cimanuk.Perjalanan panjangpun telah dimulai.Mereka terus berjalan ke arah matahari tenggelam.
Hingga suatu senja sampailah mereka disuatu sungai,gembira hati Raden Wiralodra telah menemukan sungai Cimanuk.Ki tinggil mengusulkan untuk bermalam ditempat itu.
Keesokan harinya ada seorang kakek menghampiri mereka berdua.kakek itu menegur dan menanyakan tujuan mereka dan Raden Arya menjelaskan tujuannya.
''Aku ki sidun seorang panakawan Sri Baduga,jika tujuan kalian sungai Cimanuk kalian terlewat jauh,sungai ini adalah sungai Citarum,kembalilah ke arah matahati terbit,karena sungai itu berada disana.''ki sidun
''Benarkah yang engkau sampaikan ki..?''Raden Wiralodra
Belum sampai berbincang namun kakek itu menghilang dari pandangannya dan mereka memutuskan untuk mengikuti saran kakek itu.Berhari-hari mereka berjalan menuju arah matahari terbit.Hingga akhirnya mereka menemukan sungai besar,Raden Arya berharap itu adalah sungai Cimanuk.
Baca Juga : Kisah Asal Usul Kota Surabaya
Ketika mereka berjalan disekitar sungai,tak sengaja mereka melihat kebun yang luas dan mendekat ke kebun tersebut.Namun tiba-tiba datang seorang pemilik kebun yang begitu angkuh.
''Hai,kalian pasti akan mencuri,pergilah jangan pernah menginjakan kaki ditempat ini.'' pemilik kebun
'''Maaf kisanak tak sedikitpun niatku untuk mencuri.''Raden Wiralodra
''Tak mungkin,setiap orang yang datang kesini pasti akan mencuri hasil kebunku.''pemilik kebun
Mendengar perkataan pemilik kebun yang agkuh,Emosi Raden Wiralodra memuncak dan segera menghabisinya namun Raden Wiralodra terkaget dan kebingungan sebab orang yang dihadapi tiba-tiba menghilang.Tiba-tiba terdengar suara menyambutnya
''Hai cucuku,aku adalah orang yang kau temui sebelumnya disungai Citarum,ini adalah sungai Cipunegara,lanjutkan perjalananmu hingga menemukan kijang bermata berlian ,ikuti kijang itu maka kamu akan menemukan tujuanmu.'' ujarnya.
Mereka kemudian melanjutkan perjalanan kembali dengan berpedoman matahari terbit.Mereka terus berjalan melewati hutan-hutan lebat dan banyak melewati rintangan.Ketika ditengah hutan berjumpalah mereka dengan seorang gadis.Gadis itu bernama Dewi Larawana.
Anehnya gadis itu meminta Raden Wiralodra untuk mempersunting dirinya,tentu saja Raden wiralodra menolak keinginan Dewi Larawana.Gadis itupun geram hingga gadis itu melontarkan serangan kepada Raden Wiralodra. Raden Wiralodra akhirnya melontarkan serangan ke gadis itu hingga membuat gadis itupun lenyap.Bersamaan dengan itu muncul seekor kijang bermata berlian. Raden Wiralodra teringat pesan sebelumnya,mungkin inilah kijang yang dimaksud Ki Sidun.
Dengan sigap mereka mengejar kijang yang berlari ke arah timur itu.Hingga berhari-hari Raden Wiralodra dan Ki Tinggil mengejar kijang itu.Setelah sekian lama sampailah disuatu sungai besar dan kijang itu tiba-tiba menghilang. Raden Wiralodra berhenti ditepi sungai karena tak menemukan kijang itu.Hingga memutuskan untuk beristirahat dan bermalam karena sudah terlalu lelah.
Baca Juga : Kisah Asal Usul Kota Wonogiri
Dalam tidur lelapnya,Raden Wiralodra bermimpi bertemu dengan Ki sidun.
''Inilah Sungai Cimanuk,disekitar sungai ini kelak akan menjadi tempat bermukim .'' Ki Sidun.
Terbangun dari tidurnya bersamaan dengan terbitnya matahari.Setelah mendapatkan kejelasan dari mimpinya itu,Raden Arya Wiralodra memutuskan untuk membuat gubuk dan membuka kebun.Mereka tinggal disamping barat ujung sungai Cimanuk serta menjadikan tempat itu sebuah pendukuhan yang cukup luas.
Suatu hari Raden Wiralodra tanpa di temani Ki tinggil pulang ke bagelen untuk melaporkan atas keberhasilan membangun pendukuhan kepada sang ayahnya. Datanglah wanita cantik bernama Nyi Endang Darma,dia (Nyi Endang Darma) pun turut serta membangun pendukuhan itu.
Nyi Endang Darma terkenal sebagai seorang ahli bela diri dan ilmu kanuragan.Bahkan berita atas kesaktian Nyi Endang Darma sampai keluar Pulau.
Hingga suatu ketika datanglah seorang Pangeran guru dari palembang ke lembah Cimanuk beserta 24 orang muridnya.Mereka bertujuan mengadi kekuatan dengan Nyi Endang Darma.Perang tanding pun tak terhindarkan.Satu persatu murid dari guru palembang berhadapan dengan Nyi Endang Darma.
Pertarungan itu berakhir dengan pangeran guru beserta 24 muridnya.Jasad tersebut kemudian dimakamkan disuatu tempat hingga dinamakan tempat itu ''Makam Selawe''.
Melihat kejadian itu Ki tinggil yang masih tinggal ditempat itu,Ki Tinggil melaporkan kepada Raden Wiralodra di Bagelan.Kemudian mengajak Raden Wiralodra kembali ke Cimanuk,dia tertarik hatinya dan ingin menguji kesaktian Nyi Endang Darma.Keduanya pun mengadu kesaktian.
Merasa terdesak,Nyi Endang akhirnya mundur,dia (Nyi Endang) meloncat terjun ke sungai Cimanuk untuk menghilangkan jejak.
''Raden,aku mengaku kalah,izin aku meninggalkan tempat ini,harap pesan aku dapat diterima,nama hamba jangan dilupakan,karena Dukuh Cimanuk ini kita bangun bersama sama.Raden yang membabat aku yang mengisi,kelak jika Raden memberi nama tempat ini maka namakanlah nama hamba.'' ucap Nyi Endang Dharma.
Sejak saat itu Nyi Endang Darma tidak menampakan diri lagi.Untuk mengenang jasa yang telah ikut serta membangun tempat itu maka Raden Wiralodra memberi nama tempat itu sebagai Darma Ayu yang kemudian hari menjadi Indramayu sampai saat ini.
0 comments:
Posting Komentar